

padahal sudah jelas kalau dia hanya pengecoh alias red herring. Perkembangannya pun berjalan memuaskan, dengan akhir yang cukup mengejutkan dan membuat saya terkecoh karena saya terlalu terfokus pada satu tokoh yang amat menyebalkan dan membuat saya kepingin kalau dia pelakunya haha. Tentunya, ekspektasi saya mengikuti ceritanya bukan untuk baca horor mayat berjalan, melainkan untuk menikmati keseruan legalitas dari situasi unik ini. Awal ceritanya pun langsung membetot perhatian saat Perry harus menghadapi skenario rumit tapi menarik: apa yang harus dilakukan saat seorang pria parno sudah menyiapkan surat yang menuduh istrinya sendiri sebagai orang yang akan membunuhnya? Kenapa orang yang divonis sudah mati masih bisa kelayapan dengan mobil? Bagaimana menghadapi seorang bibi yang tukang ikut campur dan berpotensi bikin masalah tambah runyam? dari judulnya saja sudah terasa menarik kan? Macam novel horornya Abdullah Harahap, tapi versi misteri kriminal dengan pengacara yang kelimpungan menghadapi klien merepotkan dan teka-teki korban yang 'hidup segan mati tak mau'. Setelah dengar kabar ada adaptasi baru dari serial Perry Mason, saya jadi tergerak mencari lagi judul-judul tentang si pengacara cerdik ini yang belum saya baca (*masih banyak sekali :v). With the success of Perry Mason, he gradually reduced his contributions to the pulp magazines, eventually withdrawing from the medium entirely, except for non-fiction articles on travel, Western history, and forensic science. He created many different series characters for the pulps, including the ingenious Lester Leith, a "gentleman thief" in the tradition of Raffles, and Ken Corning, a crusading lawyer who was the archetype of his most successful creation, the fictional lawyer and crime-solver Perry Mason, about whom he wrote more than eighty novels.

In his spare time, he began to write for pulp magazines, which also fostered the early careers of Dashiell Hammett and Raymond Chandler. Innovative and restless in his nature, he was bored by the routine of legal practice, the only part of which he enjoyed was trial work and the development of trial strategy.

Erle Stanley Gardner was an American lawyer and author of detective stories who also published under the pseudonyms A.A.
